Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

<b></b>

Selasa, 18 Mei 2010

di notes bagian pertama ini, saya tidaklah akan membahas terlebih dahulu hubungan antara CINTA dan berwudhu..di notes ini kita akan saling belajar apakah tata cara berwudhu yang selama ini kita lakukan telah sesuai dengan apa yang dilakukan oleh Rasulullah…

Sejak SD, SMP hingga SMA, tata cara berwudhu yang saya lakukan sebelum shalat lima waktu tidaklah berubah. Tata cara berwudhu dari SD saya dapatkan dari sebuah buku tuntunan shalat praktis yang dibelikan oleh ayah saya di Gramedia. Di dalam buku itu disertai dengan gambar gambar untuk memudahkan kita dalam melakukan berwudhu dan shalat.

Meskipun bagus dan disertai gambar, buku tersebut menurut saya memang kurang ilmiah. Mengapa tidak ilmiah…? ya, karena dalam setiap tata caranya tidak pernah disebutkan dalil atau sumber hadisnya. walhasil sampe saya SMA, saya baru mengerti bahwa tata cara berwudhu yang dilakukan oleh orang-orang, banyak yang berbeda-beda.

untuk itu dalam notes ini kita bisa sambil belajar dan saling memberikan keterangan, sapa tau masih ada hadis-hadis tambahan selain hadis yang di bawah ini yang bisa kita ambil petunjukknya dalam berwudhu sebagai bagian dari syarat utama Shalat kita…

hadis yang bisa kita jadikan pegangan dan inilah yang paling sering dijadikan dasar utama dalam berwudhu oleh para ulama adalah sebagai berikut :

Dan dari Humran bahwa Utsman pernah meminta dibawakan air wudhu, maka ia (1) membasuh kedua telapak tangannya tiga kali, …(2) kemudian membasuh tangan kanannya sampai ke siku tiga kali, kemudian tangan kirinya seperti itu pula, (3) kemudian mengusap kepalanya, (4) kemudian membasuh kaki kanannya sampai mata kaki tiga kali, kemudian kaki kirinya seperti itu pula, kemudian berkata, “Aku melihat Rasulullah berwudhu seperti wudhuku ini. (Mutafaq alaih).

selain itu ada hadis yang memperjelas hadis tersebut sebagai berikut :

hadist riwayat Abdullah bin Zaid tentang tata_cara_wudhu_(terdapat_lafal):
“Kemudian Rasulullah memasukkan tangannya, kemudian berkumur dan memasukkan air ke dalam hidung dengan satu tangan sebanyak tiga kali.” (Mutafaq ‘alaih).

kemudian, ada hadis yang lain yang memperjelas tata cara mengenai “pengusapan kepala” pada hadis sebelumnya sebagai berikut :

“(Beliau) memulai dari bagian depan kepalanya sampai ke tengkuk, kemudian menariknya lagi ke bagian depan tempat semula memulai.”
Dan dalam riwayat Ibnu Amr tentang tata cara berwudhu, katanya, “Kemudian ( Rasulullah ) mengusap kepalanya, dan memasukkan dua jari telunjuknya ke masing-masing telinganya, dan mengusapkan kedua jari jempolnya ke permukaan daun telinganya.” (H.R . Abu Dawud, Nasa`i dan disahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

dari hadis tersebut di atas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Apabila seorang muslim mau berwudhu atau mandi (wajib / junub), maka hendaknya ia berniat di dalam hatinya. Niat yang dimaksud dalam berwudhu dan mandi (wajib) adalah niat untuk menghilangkan hadats atau untuk menjadikan boleh suatu perbuatan yang diwajibkan bersuci, oleh karenanya amalan-amalan yang dilakukan tanpa niat tidak diterima. tapi perlu digarisbawahi bahwa yang namanya niat adalah yg ada di dalam hati, tidak perlu diucapkan, karena pengucapan niat tidak pernah dilakukan oleh rasulullah dan sahabatnya dalam satu hadis sekalipun.

Dalilnya_adalah_firman_Allah:
“Dan mereka tidaklah diperintahkan melainkan agar beribadah kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus.” (Q.S. Al-Bayyinah:5).

Dan_hadits_dari_Umar_bin_al-Khaththab,_bahwa_Rasulullah_bersabda,
“Sesungguhnya segala amalan itu tidak lain tergantung pada niat; dan sesungguhnya tiap-tiap orang tidak lain (akan memperoleh balasan dari) apa yang diniatkannya. Barangsiapa hijrahnya menuju (keridhaan) Allah dan rasul-Nya, maka hijrahnya itu ke arah (keridhaan) Allah dan rasul-Nya. Barangsiapa hijrahnya karena (harta atau kemegahan) dunia yang dia harapkan, atau karena seorang wanita yang ingin dinikahinya, maka hijrahnya itu ke arah yang ditujunya.”.

Kemudian membaca Basmalah :

( Bismillaah) بِسْمِ اللهِ

sebab Rasulullah bersabda:

“Tidak sah wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dan dinilai hasan oleh Al-Albani di dalam kitab Al-Irwa’ (81).

Dan apabila ia lupa, maka dia bisa membacanya tatkala dia ingat ketika masih berwudhu, namun apabila dia ingat tatkala selesai berwudhu maka tidaklah mengapa dia tidak membaca basmalah. Adapun dalil gugurnya kewajiban mengucapkan basmalah kalau lupa atau tidak tahu adalah_hadits:
“Dimaafkan untuk umatku, kesalahan dan kelupaan.”

2. Kemudian mencuci kedua telapak tangannya sebanyak tiga kali .

3. Mengambil air dengan telapak tangan kanannya sambil sebagian dimasukkan kedalam mulut ( madhmadhoh ) dan sebagian dimasukkan / di hirup ke dalam hidung ( istinsyaq ) kemudian membuangnya dengan bantuan tangan kirinya ( istintsar ). Tatkala air masih di dalam mulut maka di usahakan air tersebut dikumur-kumur ( Bhs jawa : kemu ), begitu juga dengan yang ada di dalam hidung sehingga kotorannya dapat keluar.

4. Disunnahkan ketika menghirup air di lakukan dengan kuat, kecuali jika dalam keadaan berpuasa maka ia tidak mengeraskannya, karena dikhawatirkan air masuk ke dalam tenggorokan. Rasulullah bersabda:

“Keraskanlah di dalam menghirup air dengan hidung, kecuali jika kamu sedang berpuasa”. ( Riwayat Abu Daud dan dishahihkan oleh Albani dalam shahih Abu Dawud (629))

5. Lalu mencuci muka sebanyak tiga kali. Batas muka adalah dari batas tumbuhnya rambut kepala bagian atas sampai dagu, dan mulai dari batas telinga kanan hingga telinga kiri.

6. Dan jika rambut yang ada pada muka tipis, maka wajib dicuci hingga pada kulit dasarnya. Tetapi jika tebal maka wajib mencuci bagian atasnya saja, namun disunnahkan mencelah-celahi rambut yang tebal tersebut. Karena Rasulullah selalu mencelah-celahi jenggotnya di saat berwudhu. (Riwayat Abu Daud dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Al Irwa (92))

7. Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku sebanyak tiga kali, karena Allah berfirman :

“dan kedua tanganmu hingga siku”. (Surah Al-Ma’idah : 6).

Cara mencuci tangan adalah dimulai dengan mencuci tangan kanan sampai siku sebanyak tiga kali baru mencuci tangan kiri sampai siku sebanyak tiga kali.

8. Kemudian mengusap kepala ( bedakan dengan mencuci / membasuh ) beserta kedua telinga satu kali, dimulai dari bagian depan kepala lalu diusapkan ke belakang kepala lalu mengembalikannya ke depan kepala.

9. Setelah itu langsung mengusap kedua telinga dengan air yang tersisa pada tangannya. Cara mengusap telinga adalah dengan memasukkan jari telunjuk pada lubang telinga sedang ibu jari mengusap bagian luar daun telinga. Perbuatan ini dilakukan sebanyak satu kali saja..

10. Lalu mencuci kedua kaki sampai kedua mata kaki sebanyak tiga kali, karena Allah berfirman:

“dan kedua kakimu hingga dua mata kaki”. (Surah Al-Ma’idah : 6).

Yang dimaksud mata kaki adalah benjolan yang ada di sebelah bawah betis. Kedua mata kaki tersebut wajib dicuci berbarengan dengan kaki. Cara mencuci kaki adalah dimulai dari kaki kanan dulu sebanyak tiga kali baru kaki kiri sebanyak tiga kali.

Kalau ada sebagian dari tata cara berwudhu ini yang salah atau berbeda atau ada hadis tambahan yang anda ketahui dapat dijadikan dalil dalam melaksanakan rukun, wajib, dan sunnah berwudhu, silahkan isi comment di bawah ini…

sesungguhnya amalan yang akan dihisab pertama kali di hadapan Rabb nya adalah Shalat, dan kesempurnaan dan sahnya shalat bergantung dari seberapa sempurna nya kah tata cara berwudhu kita sesuai dengan ajaran rasulullah…wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: