Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

<b></b>

Selasa, 18 Mei 2010

Sepenggal kisah Seseorang Bersama Dengan Yang Dia Cintai

Suatu cerita, di sebuah kota pelajar, hiduplah seorang gadis cantik berumur 23 tahun. Ia, alisya orang memanggilnya, terlahir menjadi seorang gadis cantik dan baik hati. Ia lahir dari keluarga yang baik dan harmonis. Ibunya adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan ayahnya adalah seorang dokter spesialis yang membuka praktek di rumahnya. Alisya hidup serba kecukupan, meskipun tidak mewah, tapi ayahnya sanggup menyekolahkan dirinya hingga universitas, bahkan ayahnya pun siap untuk membiayainya kuliah master di luar negeri.

Tapi alisya berpikiran lain, baginya, dirinya dapat meneruskan pendidikan setelah menikah. Apalagi saat ini banyak sekali lamaran dari teman seangkatan, atau kenalan keluarga yang ingin melamar dirinya. Ada yang serius untuk mengajak menikah, tetapi ada pula yang hanya ingin menjadikannya pacar atau kekasih. Alisya sudah bosan berpacaran, ia teringat dengan Roni, mantan pacarnya yang dahulu telah meninggalkannya karena harus menikah dengan gadis pilihan orang tuanya atau si Andre, pacar pertama nya yang telah selingkuh dengan teman baiknya.

Singkat kata, setelah dikenalkan dengan kedua orang tuanya, Alisya akhirnya menikah dengan Bima. Bima bukanlah sosok seseorang yang ia cintai selama ini seperti mantan-mantan pacarnya dulu yang hedonis. Alisya sebenarnya tidak mencintainya, ia hanya kagum dengan Bima karena Bima adalah orang yang rendah hati, rajin beribadah, dan telah mempunyai penghasilan yang baginya bisa menafkahi dirinya dan anak-anaknya kelak.

Apalagi, ia ingin Bima adalah jawaban dari sosok yang akhir-akhir ini sering ia mimpikan dalam tidur. Alisya ingin Bima dapat membimbingnya kepada agama, mengajarinya untuk dapat lebih dekat kepada Allah, dan menjadi tempat untuk berbagi dan saling menyayangi.

Awal tahun pertama pernikahan, tak ada yang istimewa. Alisya bagaikan di penjara. Hidupnya serba tidak enak. Bukan masalah kekurangan harta atau kekurangan kasih sayang dari sang suami. Tapi lantaran kebiasaan hidupnya yang selama ini sangat berbeda dengan kebiasaan dan kesukaan sang suami.

Bayangkan, meskipun Alisya adalah orang yang tidak pernah absen dari solat lima waktu, tapi solatnya jarang sekali di awal. Sebelum menikah dengan mas bima, dirinya selalu solat subuh setelah jam 5, itupun karena ia dibangunkan oleh sang bunda. Sedangakan Bima suaminya kini adalah orang yang rajin beribadah dan selalu solat berjamaah dimasjid. Alisya tak enak hati dengan suaminya kalau ia mengetahui bahwa istrinya adalah orang yang pemalas dan sering terlambat untuk solat.

Begitu juga dengan acara televisi kesukaannya, mas bima sangat suka dengan siaran berita dan acara2 yang dapat menambah wawasan dan pengetahuan, sedangkan alisya, dirinya sangat menyukai infotainment, acara2 mencari jodoh, dan pertunjukan dangdut yang ada di berbagai stasiun televisi. Alisya mengetahui bahwa suaminya itu tak akan menyukai apa yang ia sering tonton dahulu sebelum menikah. Walhasil kini alisya hanya bisa diam, dan menonton berita dan acara2 yang baginya ini hanya membuatnya jenuh dan bosan.

Meskipun demikian, alisya sebenarnya adalah wanita yang berprestasi. Ia telah lulus di sebuah universitas negeri ternama di Indonesia dengan predikat sangat memuaskan. Kerap kali dirinya mendapatkan beasiswa selama kuliah dan seringkali diminta tolong untuk menjadi penerjemah bahasa Inggris beberapa buku text book. Tak hanya itu, dirinya pun sangat terkenal di kampus, aktif dalam lembaga kemahasiswaan. Pokoknya dapat dirangkum bahwa dirinya adalah adalah top ten women in campus.

Kondisi keluarganya yang serba kecukupan, pembantunya yang selalu menyediakan keperluan dirinya, dan karena kesibukannya di kampus, telah membuat gadis cantik ini tak pernah teringat baginya untuk belajar masak dan belajar bagaimana menjadi seorang ibu yang baik dari sang ibu. Yang ia pikirkan adalah bagaimana ia dapat mengejar pendidikannya secepat mungkin, mendapatkan IP yang terbaik dan prestasi yang membanggakan.

Sedangkan Bima suaminya, sangat mendambakan jika alisya bisa seperti ibunya yang pandai memasak. Bagi Bima, seperti ada yang kurang dari wanita jika ia tidak bisa memasak. Meskipun kita berpikir bahwa kita bisa membeli makanan di luar, atau pun menyuruh pembantu untuk memasakkan buat kita, tapi apabila sang istrilah yang memasak sendiri, maka rasa “Cinta” sang istri dapat membuat makanan menjadi tambah lezat dan berkah. Hal ini bagi Bima, juga dapat menghadirkan nuansa-nuansa romantis dan menjadi kenangan yang tak terlupa, bahwa istrinya adalah juru masak atau koki handal meskipun hanya di rumahnya sendiri.

Sedangkan alisya, ia sangat tidak menyukai perkerjaan dapur atau pun memasak, baginya dahulu ibunya atau pembantu nya lah yang selalu melayaninya untuk makan. Sedangkan sekarang, dirinya harus menyiapkan makan sebelum suaminya pergi bekerja dan pulang dari kantor. Hal ini bagi alisya adalah suatu kebiasaan baru dan belum pernah ia kerjakan selama ia masih gadis.

Untuk mempersingkat cerita, menjelang tahun kedua, Alisya mulai mengerti sifat, kebiasaan, dan kesukaan dari sang suami. Begitu pula Bima, ia selalu sabar dan selalu memberi perhatian lebih bagi Alisya. Bima tau, bahwa untuk menjadi imam, ia harus sabar dan tak pernah putus asa untuk mengenalkan apa yang baik dan buruk menurut pemahaman agama, bahwa agama itu penting bukan hanya sekedar teori yang disepelekan atau hanya angan-angan untuk meraih kebahagiaan akhirat semata, tapi agama itu juga penting untuk keutuhan dan kebahagian keluarga mereka. Akhirnya dengan ajakan Bima, seminggu sekali di waktu libur, mereka berdua pergi ke majelis taklim untuk menuntut ilmu agama, suatu tamasya yang romantis untuk mengingatkan apa yang menjadi kewajiban dan hak suami, dan apa pula yang menjadi hak dan kewajiban sang istri.

Akhir cerita, Alisya sudah mulai menyadari bahwa ibadah dan mematuhi perintah suami adalah awal yang akan menjadikan dirinya bahagia. Ia tau bahwa suaminya sangat mencintai dan menyayangi dirinya. Alisya ingin bahwa dirinya bisa bersama-sama dengan Bima hingga akhir masa, hingga dirinya dipertemukan kembali oleh Allah di surga, surga di mana mereka dan anak cucu mereka dapat berkumpul kembali dan menjalin kasih seperti waktu mereka di dunia. Walhasil, alisya kini telah menjelma menjadi isteri yang solehah. Dirinya kini telah solat di awal waktu, bahkan dirinya lah yang selalu mengingatkan Bima untuk solat tahajud di waktu malam. Rumah mereka pun bukan disibukkan oleh lagu-lagu dangdut atau acara-acara infotainment, di rumah mereka sering terdengar lantunan ayat Al Quran, dan suara-suara dari kaset dan CD ceramah agama.

Lengkap sudah kebahagiaan Bima, Alisya kini telah menjadi koki yang handal di rumah. Awalnya memang sulit, tapi setelah belajar privat di rumah ibunya dan belajar dari catatan memasak dari sang mertua, Alisya kini telah bisa memasak makanan makanan yang istimewa. Dirinya yakin, masakan yang ia sajikan buat suami dan anak-anaknya bisa menambah CINTA, dan suasana yang romantis di rumah. Meskipun hanya sekedar makanan, tapi itu cukup untuk mengantarkan rasa CINTA dan SAYANG sang Istri kepada keluarga.

Sudah hampir 8 tahun kehidupan rumah tangga mereka berjalan, tak pernah ada percecokan atau perselisishan yang besar. Alisya dan Bima kini pun telah dianugrahi Allah 2 orang anak. Dirma dan Indra adalah sepasang anak yang lucu, buah CINTA mereka yang mereka harapkan dapat berkumpul bersama-sama mereka di Surga kelak, surganya Allah buat orang-orang yang beriman dan saling mencintai.

Dan Ingatlah selalu firman Allah dalam surat At-Thur 21, “Dan orang-orang yang beriman beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan. Kami pertemukan acak cucu mereka dengan mereka (di dalam surga) dan kami tiada mengurangi sedikitpun pahala amal mereka.”

Dan surat Ar-Ra’d 23, “(yaitu) surga ‘Adn yang mereka masuk ke dalamnya bersama-sama dengan orang-orang yang saleh dari bapak-bapaknya, isteri-isterinya, dan anak cucunya.

Semoga kita semua digolongkan menjadi hamba-hamba-Nya yang saling MenCINTAI karena ALLAH, dan sesungguhnya CINTA yang sejati adalah CINTA yang telah diikatkan talinya oleh Allah, seperti CINTA BIMA kepada Alisya…Wallahu a’lam.

Tidak ada komentar: