Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

<b></b>

Selasa, 18 Mei 2010

Pempek isi Jamur saos Cinta

Sakti, seorang pemuda berusia 21 tahun. Meskipun orang2 banyak memanggilnya sebagai pemuda yang cerdas, Sakti hanya bisa menamatkan sekolahnya hingga SMA saja. Baginya mengenyam bangku kuliah adalah hal yang sangat mustahil ia lakukan. Ayahnya yang sudah tiada dan ibunya yang hanya seorang buruh cuci rumah tangga tidak memungkinkan baginya untuk membayar uang masuk dan biaya semester kuliah. Apalagi 2 adiknya yg masih bersekolah, Bayu dan Bakti, memang sangat membutuhkan biaya yang tidak bisa dibilang kecil.


Sakti sedari kecil memang memiliki cita-cita menjadi seorang akuntan. Tapi setelah ayahnya meninggal, ini kini tidak bisa berbuat banyak. Ia hanya berharap agar hidupnya bahagia, dan kedua adiknya bisa terlelap tidur di malam hari karena perutnya sudah terisi.


Jika pemuda-pemuda di sekitarnya sudah banyak yg menyandang gelar sarjana ekonomi, sarjana pendidikan, bahkan sarjana elektro dan kedokteran umum, dirinya hanyalah terkenal menjadi seorang pedagang pempek keliling saja. Modal untuk membuat pempek juga ia dapatkan dari hasil pinjaman Romo kyai Ageng. Romo kyai yang merupakan teman dekat ayahnya itu sangat mengasihani keluarga itu. Dulunya, Romo Kyai sempat berhutang budi kepada ayahnya Sakti. Biaya berobat kedua anaknya yang mengalami kecelakaan itu semuanya ditangguh oleh ayahnya.


Sejalan bergantinya tahun, keuletan Sakti dalam membuat pempek telah terdengar hingga ke seluruh kecamatan. Ibu-ibu di daerahnya banyak yang memesan pempek buatannya itu untuk jamuan pelengkap pesta pernikahan anaknya. Memang tidak mudah bagi Sakti untuk mencari ramuan atau metode yg pas dalam membuat pempek.


Dulunya ia hanya asal-asalan saja dalam membuat pempek. Toh ia pikir, pempeknya ini ia tujukan buat anak-anak sekolahan yg lapar di waktu istirahat atau pulang sekolah. Bahan pempeknya pun hanya dibuat dari sagu, tanpa ada ikannya sama sekali. Maklum harga pempek ikan dipasaran seharga 2000 rupiah sebuah itu, harus ia turunkan menjadi 500 rupiah agar pas dengan kantong anak-anak sekolah.


Namun sekarang sudah jauh berbeda, meskipun pempek buatannya tidaklah murah, tapi pempek buatannya sangatlah enak dan mantap, sebanding dengan harganya yang berkisar dari seribu lima ratus hingga dua ribu rupiah. Metode pembuatan pempeknya, memang diperolehnya dari Bibi Aida, tetangganya yang asli keturunan Palembang. Dulu waktu ayahnya Sakti masih hidup, beliau sering memesan pempek dari Bibi Aida. Maklum pempek buatan Bibi Aida terkenal enak dan lumayan murah.


Bibi Aida tidaklah pernah merasa rugi apabila ada orang yg minta diajari cara membuat pempek. Bagi Bibi Aida, pempek adalah salah satu budaya Indonesia yang harus dilestarikan, apalagi setiap tangan menurutnya memiliki keunikan sendiri dalam membuat citarasa pempek. Sehingga rasa pempek menjadi berbeda-beda. Intinya walaupun bahannya dan metodenya sama, namun bisa jadi hasil pempeknya berbeda. Katanya, cita rasa pempek banyak bergantung dengan tangan orang yg membuatnya.


Seiring berjalannya waktu, dan jam terbang Sakti dalam meracik dan memperbaiki cita rasa pempek buatannya, ia kini sudah bisa membuat kreasinya sendiri dalam membuat pempek. Kalau di pasaran bentuk pempek yang sering ditemui adalah berbentuk lonjong, bulet, atau gepeng, maka bentuk pempek buatan Sakti lebih unik. Bulatan seperti hati yang melambangkan cinta ini ia kreasikan sendiri untuk mengenalkan kepada setiap pembeli, bahwa pempek tersebut adalah buatannya sendiri. Ia pun tak lupa mempromosikan bahwa pempek buatannya itu bebas dari pengawet, pemutih, pelembut dan pengenyal yang sering dipakai oleh para pembuat pempek kebanyakan. Aneka rasa dan isi pun ia buat, ada yang isinya jamur, ada pula yang isinya bakso.


Kebanyakan masyarakat menyebut pempek buatannya dengan nama pempek Cinta. Mungkin sedikit mirip dengan bakso cinta karya khairul azzam di novelnya KCB. Tapi, pempek ini tidak lain adalah sebuah pempek yang melambangkan perasaan cintanya kepada keluarganya. Sebuah lambang cinta kepada Rabb yang menggambarkan bahwa dirinya ikhlas dan ridho dengan keadaannya sekarang yang yatim.


Bagi Sakti, apapun yang ia kerjakan dan ia lakukan semata-mata adalah dalam rangka mencari pahala kepada Allah. Baginya kerja apa saja yang halal, semuanya akan mendatangkan ketentraman hati dan keberkahan buat dirinya dan keluarga.


Sudah 10 tahun berlalu, adiknya yang pertama, Bayu telah lulus kuliah D3 di STAN. Sedangkan adiknya yang kedua, Bakti telah menginjak semester ke-5 jurusan Akuntansi di UGM. Semuanya itu bukan tidak lain adalah berkat kegigihan Sakti sebagai tukang pempek yang handal. Kios dan franchise pempek jamur buatannya kini telah tersebar hingga 10 tempat. Kalau dulu orang memakan pempek dengan menggunakan cuka, tapi di kios franchisenya, orang banyak telah familiar memakan pempek dengan menggunakan saus jamur kreasinya sendiri. Selain rasanya enak, pempek jamur buatanya lebih hiegienis dan lebih gurih.


Tak terasa, sejalan bisnis pempek jamurnya yang sudah merebak di daerah-daerah, usia Sakti pun semakin bertambah tua. Selama ini, azzam dalam hatinya untuk beristri belum lah ada. Sejak meninggalnya almarhum ayahnya, Sakti tidak pernah terlintas hatinya untuk mencintai seseorang gadis, apalagi memiliki istri.


Di usianya yang menginjak 32 tahun ini, banyak para pelanggan yang menanyakan mengapa ia tidak segera mencari seorang istri untuk berbagi suka dan duka dengan dirinya. Sakti hanya bisa tersenyum menjawabnya. Ia berkata, jika sudah saatnya nanti, mudah-mudahan Allah akan memberinya pendamping yang baik dan soleha.


Sudah banyak calon sebenarnya yang diperkenalkan kepada dirinya. Mulai dari Sri Retno Wati, anaknya Romo kiyai Ageng yang dahulu pernah meminjamkan modal untuk berdagang pempek. Anaknya cantik, lulusan S2 Mesir pula. Atau Putri Anggela, anaknya Bibi Aida yang pernah mengajarkan cara membuat pempek kepadanya, bukan lulusan S2, tapi seorang perawat sebuah rumah sakit di daerahnya. Tapi entah mengapa, semua calon itu terasa berat oleh Sakti. Ia pikir dirinya yang hanya lulusan SMA, dan berusia 32 tahun itu apakah pantas mendapatkan istri gadis muda lulusan S2 atau S1 keperawatan.


Untuk menjawab kegundahan hatinya, Sakti pun kemudian solat istikharoh dan banyak berdoa diwaktu solat malam. Doa-doanya pun lain dari biasanya. Kalau dulu sebelum sukses berdagang pempek, ia banyak berdoa kepada Rabbnya agar dagangnya laku atau memiliki banyak pelanggan, sekarang doanya itu lebih penting dan terkhusus untuk dirinya sendiri. Ia ingin cepat mendapatkan pendamping, tentu doa agar dirinya juga mendapatkan istri yang baik dan solehah.


Sambil berdoa, atas saran kedua adiknya, Sakti berkonsultasi kepada ustadz Zulkarnaen, ustadz yang ia percayai mampu mengenalkan calon pendamping yang baik buat dirinya. Adik-adiknya Sakti dan saudara-saudaranya pun ikut membantu mencarikan istri buat kakakknya.


Kemudian atas nasehat dari Bayu, adiknya Sakti. Dipilihlah seorang gadis, berumur 27 tahun. Namanya adalah Pandanwati, seniornya Bayu di STAN yang kini bekerja di Direktorat Jendral Pajak. Memang tak ada yang istimewa dari drinya. Mukanya tidak lah cantik seperti Desi Ratnasari atau Dian Nitami. Tapi karakternya sama seperti Siti Khadijah, orangnya lembut, jilbabnya pun besar tidak seperti jilbab-jilbab gaul yang muda mudi pakai pada zaman ini. Ia pun pandai memasak, dan pandai menjaga hati suaminya.


Akhirnya atas dorongan kedua adiknya, Sakti pun melamar Pandanwati. Ia yakin penilaian adiknya itu tidak akan jauh dari kenyataan yang sebenarnya. Akhirnya pada Bulan Juni, 2 bulan setelah melakukan pendekatan kepada keluarganya Pandanwati di Purwokerto, Ia pun menikah dengan dengannya.


2 tahun sudah pernikahan mereka, sebuah bayi mungil bukti cinta mereka telah lahir. Pandanwati pun semakin kelihatan cantik sekarang. Mukanya merona, menggambarkan kebahagian yang sulit untuk dijelaskan. Kebahagiaan karena mendapatkan suaminya yang soleh, sangat pengertian dan penyayang. Atau bisa jadi karena mempunyai keluarga yang harmonis, tidak ada pertengkaran di dalamnya, dan tentunya mendapatkan bayi mungil yang sangat imut dan lucu.

Tidak ada komentar: